-->

Hai !!! Selamat membaca..! Semoga menginspirasi...

Amal Tanpa Ilmu adalah Sia-sia | Kisah Teladan

 Amal  tanpa Ilmu sia-sia belaka.  Menurut Nabi Muhammada saw, ada 4 golongan yang ibadah hajinya tidak diterima. 

  1. Orang kaya yang berangkat ke tanah suci untuk bertamasya
  2. Kaum menengah yang tujuannya untuk  berdangang
  3. Paracendekia, kaum terpelajar atau orang-orang besar yang niatnya untuk didengar dan dilihat orang
  4. Orang -orang miskin yang maksudnya mau meminta-minta agar kaya

Sudah  banyak contohnya bagaimana allah menolak amal mereka. Salah satunya adalah kisah berikut ini.



Ada seorang hartawan yang lantara banyak kekayaannya, berangkat ke tanah suci dengan kedua istrinya. Istri muda bernama Hasanah dan istri tua bernama Azizah. Hartawan itu tak mau belajar tentang manasik atau cara-cara melakukan ibadah haji, karena memang di kampungnya ia terkenal tidak pernah sembahyang. 

Sampai di tanah suci ia pun kebingungan. Pada waktu thawaf mengintari ka'bah ia tidak tahu apa yang harus dikerjakan dan dibaca. 

untung ia sempat di beritahu oleh seorang kawannya bahwa selama melakukan thawaf ia cukup membaca doa " Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah". 

Ia sangat gembira karena kebetulan ia sudah hapal lantaran sering didengarnya dibaca oleh orang kampung. Tapi ada sepotong bagian yang berbunyi "wa qina adzabannar' yang ia tidak hapal.

Biarpun begitu, jadilah. asal tidak malu di tengah orang banyak kalau tidak membaca apa-apa.

Maka digandenglah kedua istrinya di kiri dan kanan. Kedua istrinya juga sama-sama tidak tahu apa-apa dan malas sembahyang waktu di kampung. Jadi tidak bisa mengucapkan sepotong doa pun, apalagi tahu artinya. Baik Azizah siistri tua, maupun Hasananh si istri muda.  

Maka ketika sudah tiga kali mereka mengelilingi ka'bah dengan doa yang di daalamnya selalu diulang-ulang kata 'hasanah-hasanah", istri muda yang bernama hasanah sangat bangga dan melirik dengan sombong ke arah Azizah si istri tua. Ia menyangka suaminya sedang menyebut-nyebut namanya terus sebagai luaapan rasa cinta yang berlebih padanya.

Sebaliknya, si istri tua menjadipanas hatinya dan dadanya nyaris meledak. DIkira suaminya hanya ingat pada hasanah yang lebih muda dan cantik.

Akibatnya ia tidak dapat mengendalikan nafsu amarahnya lagi. Dengan keras dia menyodok perut suaminya sampai laki-laki itu menjerit kesakitan. SI suami memekik: "mengapa kau sikut aku? Sakit, tahu!"

"Habis dari tadi yang disebut-sebut cuma Hasanah melulu, mentang-mentang ia masih muda dan menarik. AKu sekalipun tidak pernah kaupanggil. Memangnya aku bukan istrimu? Bental Aziziah sang istri tua.

Hartawan yang bodoh itu rupanya sadar akan 'kesalahannya'. Maka ia cepat-cepat berkata, "Maaf, aku khilaf."

Lalu pada putaran yang keempat ia pun mulai mengubah doanya dengan yang dikiranya sangat bijaksana. Bunyinya menjadi, "Rabbana atina fiddunya hasanah. Wa fil akhirati azizah". Begitu ia terus menerus membacanya berulang-ulang. Azizah nampaknya amat lega dan gembira. Ia puas namanya sekarang disebut-sebut juga oleh suaminya tercinta.

Namun apa hendak di kata, pada putaran keenam, tiba-tiba ketiga orang suani istri itu di tagkap oleh yang berwajib dengan tuduhan menghina ayat syci dan mengubah-ubah doa AL Quran. 

AKhirnya mereka bukan memperoleh ibadah yang mabrur, malah pulang kerumah dengan babak belur.

Ituah kenapa, beramal juga harus tahu ilmunya. Agar tidak celaka dan jadi sia-sia. (Leanita)

Popular Posts